kebijakan tarif impor yang terusung oleh mantan Presiden AS, Donald Trump, bisa berdampak pada kenaikan harga Xbox. Tarif impor ini menargetkan produk elektronik dari China, termasuk komponen-komponen penting untuk pembuatan konsol game seperti Xbox.
Donald Trump sempat menerapkan kebijakan tarif impor terhadap barang-barang dari China selama masa pemerintahannya. Tujuannya adalah untuk melindungi industri dalam negeri AS. Namun, kebijakan ini juga berdampak pada rantai pasok global, termasuk produk teknologi seperti konsol game.
Xbox, yang terproduksi oleh Microsoft, menggunakan banyak komponen dari China. Jika tarif impor diberlakukan kembali, biaya produksinya bisa meningkat, dan akhirnya harga jualnya pun ikut naik.
Menurut beberapa analis, kenaikan tarif impor bisa menambah biaya produksi Xbox sekitar 10-15%. Artinya, jika sebelumnya harga Xbox Series X terjual sekitar 499(Rp7,5jutaan)∗∗,makasetelahkenaikantarif,harganyabisamelonjakmenjadi∗∗499(Rp7,5jutaan)∗∗,makasetelahkenaikantarif,harganyabisamelonjakmenjadi∗∗550-$575 (Rp8-8,5 jutaan).
Tentu saja, angka ini belum termasuk pajak dan biaya distribusi di masing-masing negara, termasuk Indonesia. Jika sampai ke pasar lokal, kenaikannya bisa lebih besar lagi.
- Harga Xbox Jadi Lebih Mahal
- Jika tarif impor benar-benar berlaku, distributor dan retailer mungkin akan menaikkan harga jual Xbox di pasaran.
- Ketersediaan Stok Bisa Terhambat
- Produsen mungkin akan mengurangi produksi untuk menekan biaya, sehingga stok Xbox bisa lebih terbatas.
- Alternatif Lain: Beli Second atau Tunggu Diskon
- Jika harga baru terlalu tinggi, gamers bisa mencari Xbox bekas atau menunggu promo besar-barasan seperti Black Friday atau Harbolnas.
Microsoft sendiri belum memberikan pernyataan resmi terkait dampak tarif Trump terhadap harga Xbox. Namun, perusahaan pernah menyatakan bahwa kebijakan tarif sebelumnya sempat memengaruhi biaya produksi mereka.
Jika kebijakan ini benar-benar diberlakukan kembali, bukan tidak mungkin Microsoft akan menyesuaikan harga atau mencari solusi lain, seperti memindahkan sebagian produksinya ke negara lain.