Selama lebih dari dua dekade, Google menjadi raksasa teknologi yang tak tergoyahkan. Mulai dari mesin pencari, iklan digital, hingga layanan cloud, Google (Alphabet Inc.) selalu menjadi pemain utama. Namun, belakangan ini, ancaman serius datang dari Apple—perusahaan yang perlahan tapi pasti menggerus sumber pendapatan utama Google.
Lalu, apa yang sebenarnya terjadi? Bisakah Google bertahan, atau justru ambruk dan kehilangan sumber duitnya ke Apple?
Google mengandalkan beberapa bisnis utama untuk menghasilkan pendapatan, antara lain:
- Iklan Digital (Google Ads) – Menyumbang lebih dari 80% pendapatan.
- Layanan Berbayar (YouTube Premium, Google Cloud) – Pertumbuhan signifikan tapi masih kalah dari iklan.
- Penelusuran Default di Perangkat – Deal miliaran dolar dengan Apple untuk jadi mesin pencari utama di Safari.
Apple, yang dulu menjadi mitra besar Google dengan memasangnya sebagai mesin pencari default di iPhone, kini mulai berubah haluan. Beberapa langkah Apple yang mengancam Google antara lain:
1. Privasi Lebih Ketat (App Tracking Transparency – ATT)
Apple memperketat pelacakan iklan dengan kebijakan ATT, membuat iklan targeted Google kurang efektif. Banyak pengiklan beralih ke Apple Search Ads.
2. Pengembangan Mesin Pencari Sendiri?
Kabarnya Apple sedang menggarap mesin pencari sendiri untuk menggantikan Google. Jika ini terjadi, Google bisa kehilangan miliaran dolar dari deal eksklusif di Safari.
3. Ekosistem Tertutup Apple
Dengan kontrol penuh atas perangkat iOS, Apple bisa memprioritaskan layanannya sendiri (seperti Apple Maps, Siri, dan Apple News) dan mengurangi ketergantungan pada Google.
Jika Apple benar-benar mengambil alih, beberapa konsekuensi yang mungkin terjadi:
- Penurunan Pendapatan Iklan Google, Hilangnya Pasar Pencarian Default
- Persaingan Ketat di Layanan Cloud & AI
Persaingan Google vs Apple semakin panas. Jika Google tidak beradaptasi cepat, sumber pendapatannya bisa tergerus oleh Apple. Namun, dengan inovasi dan strategi tepat, Google masih bisa mempertahankan dominasinya.