Indonesia memiliki potensi ekonomi yang besar dengan banyaknya pengusaha lokal yang berkontribusi pada pertumbuhan negara. Namun, aksi premanisme seperti pemalakan, intimidasi, dan pungutan liar masih menjadi momok yang menghambat iklim bisnis. Ironisnya, praktik ini tidak hanya merugikan pengusaha dalam negeri, tetapi juga menguntungkan negara saingan seperti China, Vietnam, dan Thailand.
Mengapa hal ini bisa terjadi? Bagaimana dampaknya terhadap perekonomian Indonesia? Simak ulasan lengkapnya berikut ini.
Dampak Premanisme terhadap Pengusaha Lokal
1. Meningkatkan Biaya Operasional
Aksi premanisme seperti pemalakan, pungli (pungutan liar), dan intimidasi memaksa pengusaha mengeluarkan biaya tambahan untuk “keamanan” atau “perlindungan”. Hal ini mengurangi margin keuntungan dan membuat harga produk lokal kurang kompetitif.
2. Menurunkan Daya Saing Bisnis
Dengan biaya produksi yang membengkak akibat premanisme, pengusaha lokal kesulitan bersaing dengan produk impor yang lebih murah. Akibatnya, banyak UMKM gulung tikar atau beralih menjadi reseller produk luar negeri.
3. Menghambat Investasi
Lingkungan bisnis yang tidak aman membuat investor, baik domestik maupun asing, enggan menanamkan modal. Negara-negara seperti Vietnam dan Thailand justru menjadi pilihan karena lebih kondusif untuk bisnis.
Mengapa Negara Lain Diuntungkan?
1. Produk Impor Membanjiri Pasar
Ketika pengusaha lokal kesulitan berproduksi, pasar Indonesia dipenuhi barang impor dari China, Vietnam, dan Thailand. Hal ini memperburuk neraca perdagangan dan mengurangi lapangan kerja dalam negeri.
2. Relokasi Industri ke Negara Tetangga
Banyak perusahaan memindahkan basis produksinya ke negara dengan iklim bisnis lebih stabil, seperti Vietnam. Akibatnya, Indonesia kehilangan kesempatan menjadi pusat manufaktur di Asia Tenggara.
3. Kehilangan Pasar Ekspor
Karena biaya produksi tinggi dan produktivitas rendah, produk Indonesia kalah bersaing di pasar global. Negara lain dengan kebijakan bisnis yang lebih baik justru menguasai pasar ekspor.
Solusi untuk Mengatasi Premanisme di Dunia Usaha
1. Penegakan Hukum yang Tegas
Pemerintah harus memberantas premanisme dengan hukum yang tegas dan konsisten. Polisi dan aparat hukum perlu lebih proaktif menindak oknum yang mengganggu usaha.
2. Perlindungan bagi Pelaku Usaha
Perlu ada sistem pengaduan khusus bagi pengusaha yang mengalami pemerasan atau intimidasi, dengan jaminan keamanan bagi pelapor.
3. Edukasi dan Pemberdayaan Masyarakat
Masyarakat perlu diedukasi tentang pentingnya mendukung usaha lokal dan melaporkan praktik premanisme. Program pemberdayaan ekonomi juga bisa mengurangi kejahatan terorganisir.
4. Kolaborasi dengan Asosiasi Bisnis
Pemerintah dapat bekerja sama dengan asosiasi pengusaha untuk memetakan wilayah rawan premanisme dan mengambil tindakan preventif.
Aksi premanisme tidak hanya merugikan pengusaha lokal, tetapi juga melemahkan perekonomian Indonesia dan menguntungkan negara saingan. Jika tidak segera ditangani, Indonesia akan terus kehilangan peluang bisnis dan investasi.
Dibutuhkan sinergi antara pemerintah, aparat hukum, dan masyarakat untuk menciptakan iklim usaha yang aman dan kondusif. Dengan begitu, pengusaha lokal bisa tumbuh, produk dalam negeri semakin kompetitif, dan Indonesia tidak lagi bergantung pada impor.
Bagaimana pendapat Anda? Apakah Anda pernah mengalami atau menyaksikan aksi premanisme yang mengganggu bisnis? Sampaikan pengalaman Anda di kolom komentar!