China merupakan salah satu negara dengan perkembangan teknologi dan sains yang pesat. Namun, di balik pencapaian besar China, ternyata ada fakta memprihatinkan.
kematian mendadak para ilmuwan muda, ambisi besar dalam pengembangan teknologi dan sains, kini menghadapi ancaman baru yang tidak kasat mata.
Peneliti pasca-doktoral, dan mahasiswa PhD — mengalami kematian mendadak, bahkan sebelum usia 40 tahun. Penyebab kematian umumnya terkait dengan kelelahan ekstrem, stres kronis, dan gaya hidup tidak sehat akibat tekanan pekerjaan yang luar biasa tinggi.
Muncul fenomena mengkhawatirkan di negara kekuasaan Xi Jinping. Beberapa saat lalu, dilaporkan sejumlah ilmuwan asal China meninggal karena dugaan beban kerja yang begitu berat.
Mengutip akademisi kampusnya, tersebutkan dia meninggal karena penyakit mendadak.
Tidak ada obituari atau upacara peringatan untuk meninggalnya Li yang memulai profesi dosennya pada 2013 lalu, kutip dari SCMP, Selasa (27/5/2025).
Kematian dan kelelahan para ilmuwan muda menciptakan krisis regenerasi dalam dunia akademik China. Generasi muda yang seharusnya menjadi ujung tombak inovasi kini justru terancam punah lebih dini. Hal ini dapat berdampak serius terhadap kemajuan teknologi dan kekuatan inovasi jangka panjang negara tersebut.
Fenomena tragis ini menjadi pengingat bahwa kemajuan ilmu pengetahuan tidak boleh dibangun di atas kelelahan dan pengorbanan nyawa para pelakunya. Ilmuwan muda adalah aset masa depan, dan menjaga mereka berarti menjaga kemajuan umat manusia secara keseluruhan.