Kebijakan tarif impor terbaru era President (AS) Donald Trump membuat banyak pihak khawatir akan berdampak pada krisis ekonomi global. Bahkan, kekhawatiran sudah mulai terlihat dari pasar global yang mulai berjatuhan.
Pasar saham, kripto, mata uang, dan komoditas pun berjatuhan dalam beberapa hari setelah umumkannya kebijakan tarif terbaru oleh Trump.
China, salah satu negara yang terdampak dari kebijakan tarif ini, pun dengan tegas menolak penerapan kebijakan tersebut.
China mengatakan “pasar telah berbicara” dalam menolak tarif Presiden Trump dan menyerukan Washington untuk “konsultasi yang setara” setelah pasar global anjlok sebagai reaksi terhadap pungutan perdagangan yang memicu pembalasan China.
sikap pemerintah China, yang mengatakan AS harus “berhenti menggunakan tarif sebagai senjata untuk menekan ekonomi dan perdagangan China”.
Ia juga mengunggah gambar yang menunjukkan penurunan pasar AS sehari sebelumnya.
Trump memberlakukan tarif tambahan sebesar 34% pada barang-barang China sebagai bagian dari pungutan tinggi yang dikenakan pada sebagian besar mitra dagang AS, sehingga total bea masuk pada China tahun ini menjadi 54%.
Trump juga menutup celah perdagangan bebas bea yang memungkinkan paket bernilai rendah dari China masuk ke AS.
Hal ini memicu pembalasan dari China, termasuk pungutan tambahan sebesar 34% pada semua barang AS dan pembatasan ekspor pada beberapa tanah jarang, yang meningkatkan perang dagang antara dua ekonomi terbesar dunia.
Pasar saham global, terutama pasar saham China anjlok menyusul tindakan balasan China dan pernyataan Trump.