Tantangan Pemerintah Mewujudkan Pendidikan yang Berkualitas
23 Feb 2021, 06:58 WIB
EDUKASIBORNEO, PONTIANAK - Tantangan terbesar Indonesia
adalah membangun kualitas sumber daya manusia yang mampu berdaya saing, unggul
dan memiliki mental yang tangguh dalam persaingan global.
Untuk membangun unsur –
unsur tersebut , diperlukan langkah kongkrit para pemangku kepentingan dalam
mewujudkan cita – cita fonding father
yang telah memperjuangkan kemerdekaan Republik Indonesia dari dekapan para
penjajah.
Persoalan yang paling
krusial dalam tatanan pembangunan sumber daya manusia itu berkaitan dengan pemerataan akses pembangunan bidang
pendidikan, akses tersebut memperburuk pelayanan pendidikan, sehingga
keterjangkauan serta orientasi
pendidikan menjadi disoriented.
Kondisi tersebut di perparah dengan letak geografis Negara Kesatuan Republik Indonesia yang terdiri dari wilayah kepulauan sehingga semakin mempersulit jangkauan pelayanan sampai ke akar rumput (grassroot).
Baca Juga : Belajar Tentang Mental Entrepreneurship dari Mark Zuckerberg
Pendidikan mempunyai peranan
penting dan strategis dalam pembangunan bangsa serta memberikan kontribusi
signifikan atas pertumbuhan ekonomi dan transformasi sosial. Lebih lanjut,
pendidikan memiliki 4 pilar
utama, yaitu belajar untuk belajar (learning
how to learn), belajar untuk mengetahui (learning
how to know), belajar untuk menjadi (learning
how to be), dan belajar untuk hidup dengan orang lain (learning how to live together).
Jika 4 pilar
utama pendidikan itu tercapai maka akan tercipta masyarakat
terpelajar sebagai prasyarat terbentuknya masyarakat yang maju, mandiri, demokratis,
sejahtera, dan bebas dari kemiskinan atau dikenal
dengan istilah Masyarakat Madani.
Berbagai upaya telah dilakukan
untuk memperkuat pengelolaan pendidikan melalui, penguatan pelaksanaan
desentralisasi dan otonomi pendidikan sampai dengan satuan pendidikan.
Tantangan yang dihadapi
Tantangan Indonesia dalam mewujudkan layanan
akses pendidikan yang berkualitas adalah adanya kesenjangan yang begitu masif
di berbagai sektor
pendidikan.
Hal tersebut disebabkan oleh ketersediaan fasilitas
pelayanan pendidikan, khususnya untuk jenjang pendidikan menengah pertama ke
atas yang belum merata khususnya di daerah terpencil, kepulauan dan perbatasan.
Kemudian,
fasilitas dan layanan pendidikan khusus bagi anak - anak
yang mempunyai kebutuhan khusus seperti kelainan fisik, emosional, mental,
sosial, dan atau
memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa belum tersedia secara memadai.
Selain itu, kualitas
pendidikan masih rendah dan belum mampu memenuhi keperluan peserta didik dan
pembangunan.
Terutama
disebabkan oleh (1) kurang dan belum meratanya pendidik dan tenaga
kependidikan, baik secara kuantitas maupun kualitas; (2) belum memadainya
ketersediaan fasilitas belajar terutama buku pelajaran dan prasarana penunjang
termasuk peralatan peraga pendidikan; (3) belum berjalannya sistem kendali mutu
dan jaminan kualitas pendidikan, dan (4) belum tersedianya biaya operasional
yang memadai untuk pelaksanaan proses belajar mengajar secara bermutu.
Ketidakmampuan pemerintah
menyediakan biaya operasional pendidikan yang memadai menyebabkan sekolah
membebankan penyediaan biaya tersebut pada peserta didik sehingga berdampak pada meningkatnya biaya pendidikan mengakibatkan tingkat kesulitan anak bersekolah bertambah,
terutama dari keluarga miskin.
Di samping itu, dengan
ketersediaan biaya operasional yang terbatas, satuan pendidikan tidak dapat menyelenggarakan
proses belajar - mengajar
yang berkualitas. Pada saat
yang sama, pendidikan tinggi masih terjebak dalam menara gading.
Pendidikan tinggi masih dianggap kurang dalam menciptakan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Proses transfer ilmu pengetahuan dan teknologi mengalami hambatan karena masih terbatasnya buku - buku teks dan jurnal - jurnal internasional yang dapat di akses.
Baca Juga : Pendidikan Inklusif di Indonesia
Kegiatan penelitian dan
pengembangan serta penyebarluasan hasilnya masih sangat terbatas. Dengan
kualitas dan kuantitas hasil penelitian dan pengembangan yang belum memadai,
belum banyak hasil penelitian dan pengembangan yang dapat diterapkan oleh
masyarakat dan masih sedikit pula yang sudah dipatenkan atau mendapat pengesahan hak kekayaan intelektual.
Upaya meningkatkan kualitas
dan relevansi pendidikan tinggi juga telah dilakukan, tetapi hasilnya masih
jauh dari yang diharapkan. Berdasarkan hasil analisis terungkap bahwa mutu lulusan
perguruan tinggi masih rendah sehingga mereka mengalami kesulitan dalam mencari
pekerjaan dengan masa tunggu bekerja (job
seeking periode) yang masih cukup lama.
Terbatasnya ketersediaan
lapangan kerja berpengaruh pada masih rendahnya penyerapan lulusan perguruan
tinggi. Praktik-praktik rekruitmen tenaga kerja yang memprioritaskan tenaga
kerja berpengalaman menyebabkan lulusan baru (fresh graduate) memiliki peluang yang lebih rendah dalam
memperoleh pekerjaan.
Tantangan
lainnya, sistem pengelolaan pendidikan yang belum sepenuhnya efektif dan efisien. Hal itu ditunjukkan dari belum
tersedianya informasi pendidikan yang memungkinkan masyarakat memiliki
kebebasan untuk memilih satuan pendidikan secara tepat.
Belum optimalnya pelaksanaan desentralisasi dan otonomi pendidikan, belum mampunya Indonesia meningkatkan daya saing institusi pendidikan dalam menghadapi era global pendidikan, belum berjalannya sistem pengawasan pendidikan, dan belum optimalnya partisipasi masyarakat dalam pembangunan pendidikan, termasuk partisipasinya dalam dewan pendidikan dan komite sekolah atau madrasah.
Baca Juga : Tantangan Perguruan Tinggi LPTK Mewujudkan Guru Profesional
Harapan Untuk Pendidikan
Yang Berkualitas
Untuk mengatasi kesenjangan
pendidikan, pemerintah sudah seharusnya mengupayakan cara atau kebijakan agar
kualitas pendidikan di Indonesia semakin bisa berkembang dan maju.
Tentu upaya itu menjadi prioritas pembangunan sumber daya manusia dalam skala
nasional. Langkah pemerintah dengan memberikan bantuan dana BOS dari SD sampai
SMP, dan
SMA/SMK, beasiswa bidikmisi dan LPDP merupakan langkah serius yang harus kita
syukuri.
Dengan
trobosan itu banyak yang terbantu melanjutkan studi lebih tinggi. Tidak hanya itu saja,
kualitas tenaga pendidik pun harus ditingkatkan dengan berbagai pelatihan untuk
menambah kemampuan softskill dalam
menyampaikan mata pelajaran ke siswa - siswanya.
Tenaga pendidik yang
berkualitas akan meghasilkan anak didik yang kompetitif dan mampu bersaing
dengan negara lain. Upaya mendukung tenaga pendidik yang berkualitas dilakukan oleh
pemerintah melalui program - program
yang telah berhasil dilakukan seperti program SM3T (terdepan, terluar,
tertinggal).
Program itu ada sebagai usaha melakukan pemerataan pendidikan di seluruh
nusantara dengan pengajar yang berkualitas. Harapan dari program SM3T adalah
mencerdaskan anak - anak
Indonesia terutama berada di daerah terluar dan tertinggal dari negara ini
supaya mendapatkan hak yang sama dalam memperoleh pendidikan.
Kedepan diperlukan adanya
program dan inovasi lain yang serupa dari pemerintah untuk membenahi kualitas
pendidikan Indonesia.
Kualitas pendidikan di
setiap daerah di Indonesia tentunya berbeda - beda
tergantung fasilitas
yang ada. Pemerintah perlu melakukan pemetaan kondisi pendidikan di setiap
provinsi di Indonesia dengan aspek yang sama.
Hal itu diperlukan untuk mengetahui kondisi pendidikan di setiap
wilayah agar standar pelayanan dan standar nasional pendidikan tercapai.
Pemetaan juga
bertujuan untuk menentukan standar nilai minimum kepada siswa yang setiap
daerah berbeda.
Dengan tercapainya kedua hal
itu, tentunya mutu pendidikan secara nasional dapat dicapai dengan kualitas
yang telah disesuaikan antar daerah.
Pedoman pendidikan yang
jelas dan mudah dipahami merupakan hal yang sangat diinginkan oleh tanaga
pendidik dalam proses mengajar. Pemerintah perlu untuk mengevaluasi dan
mengkaji kembali pergantian kurikulum yang dirasa terlalu singkat.
Penyempurnaan kurikulum
perlu dilakukan terlebih dahulu secara matang agar sesuai dengan kebutuhan dan
tujuan pendidikan nasional.
Pemerintah dapat memasukkan penilaian terhadap kurikulum dari hasil pemetaan
yang sudah didapatkan.
Secara keseluruhan langkah
untuk memperbaiki pendidikan di Indonesia pada dasarnya diperlukan sistem
pendidikan yang responsif terhadap perubahan dan tuntutan yang ada.
Proses pendidikan sendiri
dilakukan mulai dari pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.
Oleh sebab itu, pemerintah Indonesia perlu
menggunakan sistem pendidikan dan pola kebijakan yang sesuai dengan keadaan
Indonesia secara real.
Selain pemerintah, peran
penting orang tua sangat diperlukan dalam mendidik generasi bangsa. Orang tua
dan lingkungan berpengaruh terhadap perilaku dan kecerdasan anak. Peran orang
tua adalah memberikan semangat dan doa yang tiada hentinya untuk anak - anaknya.
Pendidikan tidak hanya bisa
didapatkan di bangku
sekolah, namun bisa juga diperoleh dimana saja asal ada kemauan dari setiap
individu.
Semoga dengan langkah - langkah itu mutu dan
kualitas pendidikan di Indonesia menjadi lebih baik dan berdampak pada tercapainya cita-cita bangsa Indonesia.
Terciptanya pendidikan yang
baik akan meningkatkan penghargaan dari negara lain dan yang terpenting adalah bangsa
Indonesia mampu bersaing dalam menghadapi tantangan lokal, nasional dan global.
Semoga.