Teknologi Cloud Diyakini Bantu Bisnis Lebih Tangkas dan Adaptif
23 Feb 2021, 07:15 WIB
EDUKASIBORNEO, JAKARTA -
Teknologi komputasi awan atau cloud computing bisa membantu bisnis
untuk menjadi lebih tangkas dan adaptif menghadapi perubahan di masa pandemi
ini.
"Lebih tangkas, adaptif
dan sesuai dengan kebutuhan," kata Ketua Umum Asosiasi Cloud Computing
Indonesia (ACCI), Alex Budiyanto, kepada Antara, Senin 22 Februari 2021.
Teknologi komputasi awan,
meski terkesan rumit, semakin populer dan sering digunakan di masa pandemi ini,
sesuai anjuran pemerintah, untuk mengurangi aktivitas di luar rumah demi
mengurangi penyebaran COVID-19.
Contoh adopsi cloud yang paling terlihat adalah penggunaan perangkat kolaboratif (collaborative tools) untuk belajar atau bekerja dari jarak jauh, termasuk aplikasi konferensi video seperti Zoom dan kelas virtual seperti Google Classroom.
Baca Juga : Usai Divaksin, Tetap Harus Waspada Saat Kontak Dengan Pasien COVID-19
Adopsi cloud bisa membantu
belanja perusahaan, khususnya dari segi belanja modal atau capital
expenditure.
Ketika membangun bisnis
online, bisnis perlu berinvetasi di awal untuk membeli perangkat keras maupun
perangkat lunak. Jika tidak mengadopsi cloud, pengeluaran tersebut akan
termasuk ke dalam belanja modal.
Ketika mengadopsi cloud,
biaya yang dikeluarkan adalah biaya sewa untuk perangkat keras dan perangkat
lunak, yang diyakini bisa menekan investasi di awal.
Operasional teknis untuk teknologi komputasi awan akan dijalankan oleh penyedia jasa solusi cloud sehingga pelaku bisnis tidak perlu mengalokasikan tim khusus, terutama jika sumber daya manusia terbatas, seperti yang dijumpai di usaha mikro, kecil dan menengah.
Baca Juga : Pembelajaran Mandiri, Baiknya Orangtua Turut Serta Mendampingi Anak
"Dengan cloud,
aksesibilitas dijamin oleh pihak lain," katanya.
Laporan Cloud Hybrid 2021
dari perusahaan teknologi NTT menunjukkan 60,3 persen organisasi di Asia
Pasifik sudah atau sedang menguji coba menggunakan solusi komputasi awan
campuran atau cloud hybrid.
Laporan tersebut juga
menunjukkan bahwa 90 persen pelaku bisnis di Asia Pasifik berpendapat pandemi
memaksa mereka untuk lebih banyak mengandalkan teknologi di banding tahun-tahun
sebelumnya.